4 Langkah Istri Membantu Suami Dalam Urusan Akhirat
Alloh subhanahu wata’ala menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Ada laki-laki ada perempuan, maka ada suami ada pula istri. Begitulah Alloh menciptakan makhluknya. Laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda, tentunya semua memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula.
Perbedaan ini semakin jelas dikala sudah terjadi pernikahan. Tujuan pernikahan selain mencari ketenangan jiwa dari pasangannya tentunya juga untuk saling melengkapi kekurangan yang ada pada masing-masing pasangan. Karena kita tahu tiada manusia yang sempurna, sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Alloh ta’ala.
Kita sebagai seorang wanita yang berperan sebagi istri tentu sangat berharap agar keluarga yang kita bina bersama sang pangeran itu menjadi keluarga yang harmonis nan romantis. Namun itu semua tak mungkin akan kita capai tanpa adanya usaha yang kita lakukan. Keberhasilan seorang suami dalam memimpin keluarganya tidak akan terlepas dari peran aktif seorang istri dalam mensuport suami, baik secara intelektual maupun spiritual. Seorang istri yang sholihah akan selalu mendukung aktivitas suaminya demi keberhasilan yang akan diraih untuk kebahagiaan bersama. Namun keberhasilan itu tidak akan berarti jika semua tidak didasari dengan agama. Karena agama merupakan tolak ukur yang tidak bisa ditawar. Inilah yang akan menjadikan pembuka pintu barokah. Barokah inilah yang akan melanggengkan kebahagiaan sampai menembus langit yang ketujuh bahkan sampai akhirat kelak.
Kita sebagai istri yang sholihah harus mampu menjadikan diri tidak hanya sebatas menjaga iman yang ada pada diri, namun juga mampu menjadi istri sholihah yang lebih berharga dari perhiasan emas dan perak seperti yang digambarkan Rasululloh SAW.

لَمَّا نَزَلَ فِي الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ مَا نَزَلَ قَالُوا فَأَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ عُمَرُ أَنَا أَعْلَمُ ذَلِكَ لَكُمْ قَالَ فَأَوْضَعَ عَلَى بَعِيرٍ فَأَدْرَكَهُ وَأَنَا فِي أَثَرِهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَّ الْمَالِ نَتَّخِذُ قَالَ لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً تُعِينُهُ عَلَى أَمْرِ الْآخِرَةِ

Artinya: Saat turun ayat tentang perak dan emas seperti itu, mereka berkata; Lalu harta apa yang kami ambil? ‘Umar berkata; Aku akan memberitahukannya kepada kalian. Tsauban berkata; Umar mempercepat perjalanan untanya lalu menyusulnya dan aku berada dibelakangnya, ia berkata; Wahai Rasulullah! Harta apa yang bisa kami ambil? Rasulullah Shallallahu’alaihiWasallam bersabda; Hendaklah masing-masing kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir, istri yang membantunya untuk urusan akhirat.(H.R Ahmad).
Dari hadits diatas istri sholihah yang lebih berharga dari emas dan perak itu mereka yang mampu membantu suaminya dalam beragama atau beramal untuk akherat. Untuk mewujudkan karakter tersebut seharusnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang istri diantaranya yaitu:

Pertama: Membiasakan Hidup Sederhana

Wanita sholihah seyogyanya selalu membiasakan hidup sederhana. Sehingga kata zuhud yang diajarkan Rasululloh SAW. melekat pada dirinya. Biarpun suami bergelimpang harta, istri tidak boleh terpedaya akan kemewahan dunia yang begitu menggoda.
Pun juga sebaliknya, dikala suami berpenghasilan pas-pasan ia harus pandai mengatur keuangan setepat mungkin agar mampu mengatasi semua kebutuhan yang harus terpenuhi dalam hidupnya.
Akhlak yang harus kita hidupkan yaitu dikala suami keluar rumah untuk mencari nafkah, kita harus senantiasa mendo’akan suami semoga mendapatkan Rizki yang halal lagi barokah, lebih baik kami menahan lapar daripada harus makan rizki yang tidak halal.
Muslimah memang berbeda dengan kebanyakan wanita yang hanya berharap agar suaminya mampu mendapatkan harta sebanyak mungkin. Dirinya tidak menyukai menumpuknya harta bila menempuh jalan yang tidak dihalalkan Alloh. Naudzubillahi mindzaalik. Namun yang diidamkan hanyalah keberkahan dan ridho dari Alloh.

Kedua: Mengajak Suami untuk Semangat dalam Memperdalam ilmu agama

Belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim. Begitu juga seorang yang sudah berkeluarga. Ilmu adalah ibarat lentera yang mampu menerangi kegelapan. Maka sudah menjadi kewajiban pasutri untuk saling mendorong untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu.

Ketiga: Menjalin silaturahim kepada para Solihin

Keimanan seseorang tidak akan setabil. Ada kalanya pasang surut. Maka orang-orang sholih akan sangat bermanfaat bagi kita menjadi motivator atau pengingat ketika iman kita sedang surut. Karena jika iman dibiarkan tanpa ada pembaharuan maka bisa terkikis oleh kemaksiatan yang akan mengakibatkan kita semakin lemah atau bahkan futur dalam ber-Islam.

Keempat: Menghidupkan Suasana Islam dalam Keluarga

Seorang istri bertanggung jawab atas rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungan jawaban atas apa yang dipimpinnya. Maka sudah sewajarnya seorang muslimah akan mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga menjadikan suasana rumah Islami sangat terasa baik secara wujud maupun suasana yang bisa dirasakan dengan munculnya ketenangan jiwa dikala berada didalamnya.
Rumah tersebut dipenuhi dengan nada-nada Islami seperti murottal Al-Qur’an, nasyid yang syar’i maupun bentuk IKHTIYAR lain yang mampu menjadikan suasana rumah bak surga yang dinanti setiap muslim.
Inilah keempat hal yang mesti diperhatikan oleh seorang istri dalam membantu ikhtiyar suami dalam urusan akhirat menjaga dirinya dan keluatprganya dari siksa api neraka. Fastabiqul khoirot! Wallohua’lam bisshowab.